Upah yg adil

Bacaan : Matius 20:1-16
Nats: Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang pertama dan
yang pertama akan menjadi yang terakhir (Matius 20:16)


Umumnya orang berpendapat bahwa banyak bekerja tentu akan banyak
mendapat; banyak berprestasi pasti juga banyak mendapat. Firman Tuhan
hari ini barangkali akan membuat kita bertanya, "Apakah Tuhan adil?"
Dia memberi upah yang sama untuk jerih payah yang berbeda. Mengapa
Yesus berkata demikian? Apakah pantas? Sebuah pernyataan yang sulit
dipahami secara konkret, meski kalimatnya jelas dan lugas.

Setidaknya ada dua penjelasan mengenai hal ini. Pertama, itu tak adil
menurut kita karena kita berfokus pada upah-bukan Sang Tuan yang kita
layani. Bukankah motivasi kita dalam melayani semestinya untuk Sang
Tuan? Fokusnya tak boleh pada diri sendiri, tetapi pada Sang Tuan.
Sama seperti saat kita punya kesempatan melayani seorang raja,
bukankah itu merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai? Berpijak
pada pandangan tersebut, kita akan memahami bahwa upah bukanlah hal
yang terutama; bukan pada apa yang kita dapat, tetapi pada yang bisa
kita beri.

Kedua, apabila kita protes, bukankah itu tandanya kita merasa iri
hati? (ayat 15). Seperti perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas
15:11-32)-ketika si sulung memprotes kemurahan hati sang ayah kepada
adiknya. Si sulung merasa ayahnya berlaku tidak adil karena ia sudah
setia dan bekerja keras. Kita adalah manusia berdosa yang telah
diselamatkan Tuhan dari sengat maut. Itu sebabnya Tuhan berhak atas
hidup kita sepenuhnya, berhak memberikan apa pun yang pantas dan
perlu kita peroleh. Baiklah kita fokus pada apa yang harus kita
kerjakan dan berikan, bukan pada apa yang bisa kita peroleh -DYA

BERIKANLAH YANG TERBAIK KEPADA TUHAN DAN SESAMA
TANPA IRI HATI, TETAPI ATAS DASAR KASIH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Hal yang Kurindu

Kami Perlu Kau Tuhan

Ku tak akan menyerah