Renungan : Ayub vs Salomo

Di dalam alkitab ada 2 orang yang secara spesifik disebut sebagai yang terkaya. Kedua orang itu adalah Salomo (1Raja-raja 10:23) dan Ayub (Ayub 1:3). Menarik sekali untuk mempelajari kedua tokoh terkaya ini karena ternyata keduanya memiliki pertentangan yang cukup kontras dalam jalan hidup mereka.

Salomo adalah raja yang kaya dan penuh hikmat yang tiada tanding 1 Raja raja 10:23. Yang sangat disayangkan adalah Salomo menjadi "Mabuk berkat". Kekayaan dan hikmat yang dimiliki membuat dia lepas kendali dan pada masa tuanya dia melakukan hal yang dibenci Tuhan (1 Raja-raja 11:4-6). Jika bukan karena janji Allah kepada Daud mungkin Salomo sudah pasti akan mengalami hukuman Tuhan yang sangat berat. Pada akhir hidupnya Alkitab menyiratkan Salomo hidup dalam keputusasaan. Berulang kali ia mengatakan apa yang dilakukan di dunia sebagai suatu kesia-siaan, usaha menjaring angin (Pengkhotbah 1:14,17, 2:11,17,26 dst)

Salomo bukanlah tokoh yang disukai Tuhan jika bukan karena kasih dan janji Allah kepada Ayahnya. Apa yang diperoleh Salomo telah membuat dia melakukan suatu kebodohan yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang raja yang dituliskan memiliki hikmat yang tak tertandingi , yaitu berpaling dari "sumber berkat dan hikmatnya". Semua ini terjadi karena Salomo mejadi lupa diri setelah dia diangkat oleh Allah.

Tokoh lainnya yang ditulis sebagai orang terkaya di alkitab adalah Ayub.

Ayub adalah seorang yang sangat taat dan takut kepada TUhan, sampai-sampai Tuhan sendiri menyanjung ketaatan Ayub (Ayub 1:8). Ketaatan Ayub juga membuat iblis berusaha untuk menjatuhkannya (Ayub 1:9). Sedemikian yakin Tuhan kepada Ayub, Ia memberi kesempatan kepada iblis untuk mencobainya, tetapi dalam setiap pencobaan berat yang dia alami, dituliskan dalam Alkitab bahwa dalam semuanya itu Ayub tidak berbuat dosa.

Akhir dari kehidupan Ayub memperlihatkan kepada kita bagaimana orang yang hidup dalam taat dan takut akan Tuhan tidak akan mengalami kekecewaan. Meski tidak selalu mulus tetapi Tuhan akan pasti mengangkatnya. Ayub bahkan dicatat memiliki dua kali lipat kekayaan dari kekayaannya yang semula dan hidupnya dipulihkan dalam segala hal.

Hidup ini adalah pilihan kita bisa memilih jalan hidup Salomo yang berakhir dengan keputusasaan karena salah bersikap saat menerima berkat atau kita bisa memilih jalan hidup Ayub yang dalam keadaan diberkati atau sedang dalam percobaan, dia tidak berbuat dosa. Akhir cerita masing masing tokoh kita sudah ketahui dan seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua. Dalam segala hal baiklah kita tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Haleluya Amien.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Hal yang Kurindu

Kami Perlu Kau Tuhan

Ku tak akan menyerah